Jumat, 27 Maret 2009

Hiu Kecil Kehidupan

Hiu Kecil Kehidupan
19 March 2009 64 views 4 Comments
Suatu saat di Jepang, nelayan-nelayan mengalami kesulitan dalam menangkap ikan di perairan dekat pantai. Hal ini membuat para nelayan harus pergi melaut ke tempat yang agak jauh. Akibatnya, kualitas ikan yang dijual dan sampai ke pelanggan menurun jauh karena sudah tidak segar lagi. Harga pun jatuh. Untuk mengatasi hal tersebut, perkumpulan nelayan pun sepakat untuk membawa peti es ke atas perahu, agar sekalipun ikan hasil tangkapan mati namun tidak mengeluarkan bau busuk. Namun, sayangnya, upaya ini tidak membuahkan hasil. Pelanggan tetap kecewa dengan ikan hasil tangkapan nelayan karena cita rasa ikan telah berkurang akibat telah mati juga pembekuan. Sehingga, harga ikan pun kembali merosot tajam.
Langkah selanjutnya, para nelayan mencoba membawa tangki-tangki yang cukup besar ketika melaut. Ikan-ikan yang telah ditangkap lantas dimasukkan ke dalam tangki-tangki tersebut dalam keadaan hidup. Setelah sekian lama ikan-ikan dalam tangki tersebut berdesakkan dan saling bertabrakkan, mereka lemas, namun masih tetap hidup dan dapat dibawa ke pantai. Namun, masyarakat Jepang tetap tidak menyukai ikan lemas karena cita rasanya berbeda dengan ikan yang masih segar.
Perkumpulan nelayan Jepang pun kembali berpikir dan mencari solusi bagaimana agar ikan yang ditangkap tetap hidup dan segar. Akhirnya ditemukanlah suatu cara. Kini, setiap kali nelayan-nelayan tersebut melaut, tangki-tangki yang cukup besar tetap dibawa. Hanya saja, sekarang, ikan-ikan yang dimasukkan di dalamnya dikurangi, tidak sebanyak biasanya. Selain itu, setelah semua ikan dimasukkan ke dalam tangki dan siap dibawa ke pantai, para nelayan Jepang tersebut memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam tangki. Hiu kecil tersebut memang memakan ikan-ikan kecil yang ada di dalam tangki, namun tidak semua. Sementara, ikan-ikan lainnya dikejar hiu kecil tersebut. Alhasil, ikan-ikan tersebut selalu berada dalam kondisi siaga dan tetap hidup hingga sampai di pantai. Nelayan pun berhasil membawa ikan yang tetap hidup dan segar ke pelanggan. Pelanggan pun senang dan harga ikan kembali naik di pasaran.
Dari kisah pendek ini, banyak hikmah yang bisa diambil. Salah satunya adalah bahwa tantangan dan permasalahan dalam hidup yang dapat dilakoni dengan baik dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi setiap orang. Seringkali kita pesimis dalam menghadapi hidup. Baru tertimpa sedikit masalah sudah merasa menjadi orang paling malang di dunia. Padahal sejatinya hidup ini adalah kumpulan ujian dan masalah yang harus dihadapi dengan tegar. Karena setiap permasalahan akan membawa kita ke jenjang yang lebih tinggi jika berhasil kita hadapi dengan baik. Karena setiap permasalahan adalah institusi pendidikan kita untuk dapat bersikap lebih dewasa dan menjadi seseorang yang lebih matang. Masalah memang tidak menyenangkan. Layaknya hiu kecil bagi ikan-ikan kecil tersebut. Namun, jika kita tidak berputus asa dalam menghadapinya niscaya masalah akan membuat nilai diri kita justru menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam kehidupan bernegara pun demikian. Memang saat ini, negara kita sedang banyak dilanda masalah. Namun, percayalah akan banyak pelajaran yang bisa diambil dari masalah-masalah tersebut. Jadikan permasalahan sebagai guru kehidupan. Yang tidak baik tinggalkan, yang baik tingkatkan. Hadapilah dan terus bergerak untuk turut membangun bangsa. Lewat kompetensi masing-masing, jalan masing-masing. Sudah banyak bukan, tokoh-tokoh yang memberi contoh akan arti perjuangan. Tidak hanya tokoh, bahkan di sekitar kita pun masih kerap dijumpai mereka-mereka yang menghadapi masalah dengan tegar dan tidak pernah berputus asa. Saya percaya, Indonesia akan bisa bangkit jika pemuda-pemudinya dan masyarakatnya adalah mereka-mereka yang dapat melakoni masalah dan tantangan dengan baik! Bukan dengan jalan mengeluh dan putus asa. Tapi dengan jalan berjuang dan bergerak!
*Diceritakan kembali dari Setengah Isi Setengah Kosong

Tidak ada komentar: